Kamis, 24 April 2014

MUTU LINGKUNGAN HIDUP


Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Berbicara mengenai lingkungan pada dasarnya berbicara mengenai mutu lingkungan. Namun dalam hal itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidaklah jelas, karena tidak diuraikan secara eksplisit. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan, misalnya pencemaran, erosi dan banjir. Dengan kata lain mutu lingkungan diuraikan secara negatif, yaitu apa yang tidak kita kehendaki, seperti air tercemar. Agar kita dapat mengelola lingkungan dengan baik, kita tidak saja mengetahui apa yang tidak kita kehendaki, melainkan apa yang kita kehendaki. Dengan demikian kita dapat mengetahui ke arah mana lingkungan itu ingin kita kembangkan untuk mendapatkan mutu yang kita kehendaki.
            Tidak mudah untuk menentukan apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan, oleh karena persepsi orang terhadap mutu lingkungan berbeda – beda. Dengan singkat dapatlah dikatakan mutu lingkungan yang baik membuat orang kerasan hidup dalam lingkungan tersebut. Perasaan itu dikarenakan orang mendapatkan rezeki yang cukup, iklim dan faktor alamiah lain yang sesuai dan masyarakat cocok. Misalnya, seorang karena pekerjaannya harus pindah ke tempat lain, setelah pensiun ia ingin kembali ke tempat semula. Kerasan bukanlah satu atau dua faktor yang terpenuhi dalam satu lingkungan, melainkan adanya integrasi faktor-faktor optimum. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan perasaan kerasan, bukanlah suatu maksimalisasi satu atau dua faktor, misalnya maksimisasi rezeki, namun suatu optimisasi banyak faktor yang saling berkaitan secara integrasi. Yang penting bukanlah masing – masing faktor secara sendiri, melainkan totalitas kondisi. Totalitas kondisi itu adalah lebih dari jumlah masing – masing faktor. Oleh karena itu pengelolaan sumber lingkungan bersifat holistik, yaitu memandang keseluruhannya sebagai suatu kesatuan.


 
Resiko Lingkungan yang tidak
Siapapun mengidam-idamkan hidup dan tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat. Akan tetapi,tidak semua lapisan masyarakat dapat menikmati hidup di lingkungan yang bersih dan sehat.Bahkan sebagian besar penduduk di Indonesia,hidup dalam kemiskinan dan tinggal di lingkungan yang kurang sehat. Mereka tinggal di pinggir-pinggir kota,di bawah jembatan, di jalanan, serta pinggiran sungai yang tentunya lingkungannya kurang mendukung untuk kesehatan mereka.
Berbagai penyakit menular dapat muncul dan menyerang mereka,seperti penyakit diare, thipoid, ISPA serta penyakit kulit. Penyakit-penyakit ini tidak hanya menyerang mereka yang tinggal di daerah kumuh. Orang yang tinggal di daerah bersih pun dapat terkena penyakit ini kalau mereka tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS). Sebagai contoh, di wilayah Puskesmas Ayah I yang lingkungannya tidak kumuh setiap minggunya selalu ada kejadian diare, klinis thipoid, penyakit ISPA maupun penyakit kulit (gatal-gatal). Penyakit-penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tidak memandang umur ataupun jenis kelamin. Biasanya penyakit-penyakit ini lebih dikenal dengan Water Born Disease (Penyakit-Penyakit yang ditularkan melalui Air).
Lingkungan yang kumuh juga merupakan tempat yang nyaman untuk berkembangnya vektor, diantaranya tikus sebagai vektor penyakit leptospirosis.
Meskipun penyakit-penyakit ini mudah menular,tetapi sebenarnya penyakit ini juga mudah untuk dicegah jika didukung dengan :
  1. kemauan dan komitmen yang kuat dari setiap orang,
  2. tokoh lingkungan tempat tinggal (toma, toga) serta
  3.  pemerintah/instansi terkait.
Penularan Penyakit Melalui Air
Air adalah mutlak bagi kehidupan. Tetapi jika kualitas air tidak di perhatikan, maka air dapat menjadi sumber penyebab penyakit. Air dapat mengandung zat – zat kimia yang berbahaya untuk kehidupan, bila terdapat pencemaran dengan berbagai sumber alam maupun sumber kehidupan manusia.Banyak penyakit menular yang bersumber pada air. Penyakit virus dapat bersumber pada air, seperti radang mata yang sering di dapat setelah berenang di kolam yang kurang terpelihara. Air selain dapat menularkan penyakit secara langsung, dapat juga menjadi tempat perindukan berbagai macam penyakit. Berbagai serangga memerlukan air untuk berkembang biak seperti nyamuk yang dapat menularkan berbagai macam penyakit.
Tumbuhan air juga dapat menjadi habitat dari faktor penyakit. Keong air yang dapat memerlikan schistosomiasis dari tumbuh – tumbuhan air itu. Tikus dan binatang lainnya yang hidup di sekitar air juga dapat menjadi sumber penyakit manusia, seperti penyakit leptopirosis.

Penularan Penyakit Melalui udara
Penyakit dapat ditularkan dengan menghirup penyebab penyakit dalam pernafasan. Penyakit influensa dan tuberkulosis adalah contoh – contoh yang terinfeksi melalui udara. Pencemaran udara dengan berbagai bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan langsung pada paru – paru. Selain itu dapat menyebabkan iritasi pada paru – paru sehingga mudah terserangoleh penyakit infeksi sekunder seperti TBC. Selain itu bahan – bahan kimia ini banyak di duga sebagai penyebab kanker paru – paru misalnya exhaust fume kendaraan bermotor.

Penularan Penyakit Melalui Tanah
Air tanah banyak mengandung penyakit, terutama jika tercemar oleh kotoran manusia dan hewan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Penyakit tetanus dapat terjadi jika luka kena tanah, jika tanah tercemar oleh kotoran hewan atau manusia, yang mengandung penyebabnya yakni clostridiumtetani. Di dalam tanah juga banyak di temukan bentuk – bentuk infeksi berbagai parasit. Cacing – cacing perut penyebarannya melalui tanah, telurnya di keluarkan dengan tinja. Jika sampai di tanah, telur – telur itu akan tumbuh menjadi bentuk infektif yang sudah siap untuk tumbuh di dalam badan manusia. Cara penularan dapat terjadi jika telur-telur yang masak ini tertelan oleh makanan yang tercemar oleh tanah yang mengandung telur tadi atau memakai tangan yang kotor.


SUMBER :
Santoso, B, 1999, “ilmu lingkungan industri”, Universitas Gunadarma, Depok
http://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/12/11/lingkungan-kumuh-faktor-risiko-masyarakat-tidak-sehat/